PROJABAR.COM - Bank Dunia dalam laporan terkininya memproyeksikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia akan terus membesar hingga tahun 2027. Pemerintah Indonesia, melalui pernyataan pejabatnya, menegaskan komitmen untuk mengendalikan defisit pada tingkat yang aman dan berkesinambungan, sembari menyikapi proyeksi lembaga multilateral tersebut.
Baca Juga: BMKG Siagakan 10 Provinsi Hadapi Hujan Sangat Lebat Dipicu Bibit Siklon 93S
Apa yang diproyeksikan? Dalam laporan Indonesia Economic Prospects (IEP) edisi Desember 2024, Bank Dunia memperkirakan defisit APBN Indonesia akan naik dari 2,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada periode 2025-2026 menjadi 2,9 persen pada 2027.
Siapa yang menyampaikan proyeksi dan tanggapan? Proyeksi ini dikeluarkan oleh Bank Dunia, sebuah lembaga keuangan internasional. Menanggapi hal ini, mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan ahli keuangan, Purbaya Yudi Sadewa, menyampaikan optimisme pemerintah.
Kapan proyeksi ini berlaku? Rentang proyeksi yang diberikan Bank Dunia mencakup tahun fiskal 2025, 2026, dan 2027.
Di mana kondisi ini terjadi? Proyeksi ini secara spesifik membahas kondisi anggaran dan perekonomian nasional Indonesia.
Mengapa defisit diproyeksikan membesar? Laporan Bank Dunia mengidentifikasi beberapa faktor, di antaranya peningkatan belanja negara, terutama untuk infrastruktur dan perlindungan sosial, sementara penerimaan pajak diperkirakan tumbuh lebih lambat. Dinamika ekonomi global yang belum pasti juga turut mempengaruhi.
Bagaimana tanggapan pemerintah? Purbaya Yudi Sadewa, yang sering menjadi penyambung lidah pemerintah dalam isu fiskal, menegaskan bahwa pemerintah akan menjaga disiplin anggaran. "Dan satu lagi belanja kita kendalikan... Tapi saya yakin kita akan kendalikan di level yang masih berkesinambungan ke depannya," ujarnya.
Purbaya juga menyebut upaya perbaikan, termasuk pemanfaatan kecerdasan artifisial (AI) untuk meningkatkan penerimaan negara dan menekan kebocoran di sektor kepabeanan dan cukai. "Seharusnya ke depan akan membaik terus... Nanti kita perbaiki lagi yang lain-lain, harusnya kebocoran bea cukai akan berkurang secara signifikan," tambahnya.
Meski menunjukkan tren meningkat, angka defisit yang diproyeksikan Bank Dunia tersebut masih berada di bawah batas maksimal 3 persen dari PDB yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Hal ini memberikan ruang bagi pemerintah untuk tetap menjaga kewajaran fiskal.
Baca Juga: BEI Cabut Saham PADA dari Papan Pemantauan FCA, Kinerja YTD Melonjak 1.600%
Artikel Terkait
UMP Jawa Barat 2026 Diproyeksi Naik Rp110 Ribu hingga Rp155 Ribu, Ditetapkan Paling Lambat 24 Desember
KPK tetapkan Bupati Bekasi Ade Kuswara, 32 tahun, sebagai tersangka suap uang ijon proyek. Harta kekayaannya tercatat Rp 79,1 miliar.
Prabowo Ambil Langkah Strategis: PP Baru Ditempuh untuk Akhiri Polemik Jabatan Sipil bagi Polri
BPS Resmi Luncurkan KBLI 2025, Klasifikasi Usaha Diperbarui untuk Jawab Tantangan Zaman
BEI Cabut Saham PADA dari Papan Pemantauan FCA, Kinerja YTD Melonjak 1.600%
Skema MBG di Libur Nataru: Siswa Dapat Paket Awal, Distribusi Lanjut via Sekolah atau Antar-Jemput
Bocoran Dokumen Skenario Pertemuan Lirboyo Beredar, PBNU Ingatkan Mekanisme Organisasi
Seleksi Ketat ITB: Hanya 0,5% Terbaik yang Lolos di Prodi Komputasi, Rektor Sarankan Kurangi Main TikTok
Rute Baru Wings Air Bandung-Semarang Diresmikan, Diharapkan Pacu Ekonomi dan Pariwisata Jabar
BMKG Siagakan 10 Provinsi Hadapi Hujan Sangat Lebat Dipicu Bibit Siklon 93S