PROJABAR.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) secara resmi mencabut saham PT Personel Alih Daya Tbk (PADA) dari papan pemantauan khusus full call auction (FCA). Pencabutan ini berlaku efektif mulai Senin, 22 Desember 2025. Langkah ini mengakhiri masa penempatan saham di papan FCA yang berlaku sejak 11 Desember lalu.
Baca Juga: BPS Resmi Luncurkan KBLI 2025, Klasifikasi Usaha Diperbarui untuk Jawab Tantangan Zaman
BEI mengeluarkan pengumuman pencabutan saham PADA dari papan pemantauan FCA. Saham ini sebelumnya masuk FCA pada 11 Desember 2025, setelah menjalani suspensi perdagangan sejak 1 hingga 10 Desember. Pada perdagangan Jumat, 19 Desember 2025, harga saham PADA terkoreksi 9,77% menjadi Rp240 per lembar.
Pihak utama adalah emiten PT Personel Alih Daya Tbk (kode PADA) dan regulator Bursa Efek Indonesia. Direktur Utama PADA, Cahyanul Uswah, memberikan penjelasan resmi terkait strategi perusahaan. PADA juga baru saja menjalin kemitraan dengan PT Telemedia Komunikasi Pratama, anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI).
Kronologi utama dimulai dengan suspensi perdagangan saham dari 1-10 Desember 2025. PADA kemudian masuk papan FCA pada 11 Desember 2025. Pengumuman pencabutan dari FCA dikeluarkan dan akan berlaku efektif pada Senin, 22 Desember 2025. Kemitraan dengan Telemedia diumumkan sebelumnya, pada 14 November 2025.
Peristiwa ini terjadi di pasar modal Indonesia, dengan Bursa Efek Indonesia sebagai regulator yang mengeluarkan keputusan. Operasional bisnis PADA dan kemitraan barunya menjangkau berbagai wilayah di Indonesia, seiring dengan jaringan puluhan kantor perwakilan perusahaan.
Pencabutan dari papan FCA merupakan sinyal normalisasi perdagangan setelah periode volatilitas tinggi. Meski terkoreksi akhir pekan, kinerja saham PADA dalam setahun masih sangat fenomenal dengan kenaikan melebihi 1.600% secara year-to-date (YTD). Kemitraan strategis dengan grup WIFI dianggap sebagai salah satu katalis fundamental.
Manajemen PADA menjelaskan fokus pada penguatan bisnis eksisting di bidang jasa teknis, call center, keamanan, dan layanan perkantoran. Strategi termasuk diversifikasi pendapatan dengan produk jasa bermargin lebih tinggi. Melalui kemitraan dengan Telemedia, PADA ditunjuk sebagai mitra distributor produk Internet Rakyat (IRA).
Direktur Utama PADA, Cahyanul Uswah, dalam keterangan resmi Jumat (14/11/2025) menyebut kemitraan ini sebagai langkah strategis. "Langkah ini sejalan dengan strategi perseroan untuk fokus pada layanan jasa technical services," ujarnya. Ia menambahkan, kemitraan menawarkan recurring income dari pemeliharaan berkelanjutan yang memberikan stabilitas finansial.
Di sisi pasar, pencabutan dari FCA diharapkan dapat mengembalikan likuiditas dan mekanisme perdagangan normal. Investor kini mencermati realisasi kontrak kemitraan dan kemampuan perusahaan mempertahankan pertumbuhan. Pergerakan saham pada perdagangan Senin nanti akan menjadi ujian pertama terhadap respons pasar atas keputusan BEI ini.
Baca Juga: UMP Jawa Barat 2026 Diproyeksi Naik Rp110 Ribu hingga Rp155 Ribu, Ditetapkan Paling Lambat 24 Desember
Artikel Terkait
IHSG Akhiri Pekan dengan Koreksi Tipis, Kapitalisasi Pasar Bertahan di Rp 15.788 Triliun
Menteri ESDM Bahlil Ingatkan SPBU Swasta Patuhi Aturan Negara Jelang Nataru
Menyongsong Target 87% LP2B, Menteri ATR/BPN Dorong Revisi Rencana Tata Ruang di Seluruh Jawa Barat
Bank Sentral Jepang Akhiri Era Suku Bunga Ultra-Rendah, Naikkan Suku Bunga Tertinggi Sejak 1995
Warga Bandung Dikejutkan Benda Mirip Bom, Pengamanan Gereja di Jabar Diperketat Jelang Natal
upati Bekasi Ade Kuswara Kunang Ditahan KPK, Diduga Terima Suap Ijon Proyek Rp14,2 Miliar
UMP Jawa Barat 2026 Diproyeksi Naik Rp110 Ribu hingga Rp155 Ribu, Ditetapkan Paling Lambat 24 Desember
KPK tetapkan Bupati Bekasi Ade Kuswara, 32 tahun, sebagai tersangka suap uang ijon proyek. Harta kekayaannya tercatat Rp 79,1 miliar.
Prabowo Ambil Langkah Strategis: PP Baru Ditempuh untuk Akhiri Polemik Jabatan Sipil bagi Polri
BPS Resmi Luncurkan KBLI 2025, Klasifikasi Usaha Diperbarui untuk Jawab Tantangan Zaman