BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 4,75%, Fokus pada Stabilitas Rupiah dan Momentum Pertumbuhan

photo author
- Kamis, 18 Desember 2025 | 20:52 WIB
Gubernur Bank Indonesia Bapak Perry Warjiyo tegaskan penguatan sinergi antar pemangku kepentingan jadi kata kunci  tujuan  (Pixabay/VOI-Berita-4290)
Gubernur Bank Indonesia Bapak Perry Warjiyo tegaskan penguatan sinergi antar pemangku kepentingan jadi kata kunci tujuan (Pixabay/VOI-Berita-4290)

PROJABAR.COM - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 4,75%. Keputusan ini diumumkan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 16-17 Desember 2025 di Jakarta. Kebijakan hold ini merupakan yang ketiga kalinya secara berturut-turut, sejalan dengan konsensus proyeksi pasar dan ditempuh untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah serta mendukung momentum pertumbuhan ekonomi.

Dengan keputusan ini, suku bunga Deposit Facility juga tetap di 3,75% dan Lending Facility di 5,5%. BI menilai kebijakan moneter saat ini masih cukup ketat (tight) untuk mengarahkan inflasi kembali ke sasaran 2,5±1% pada tahun 2026, setelah sebelumnya terdorong oleh kenaikan harga komoditas pangan dan energi.
Baca Juga: Defisit APBN Tembus Rp560,3 Triliun hingga November, Pemerintah Pastikan Masih Sesuai Jalur

Konsisten dengan Ekspektasi Pasar dan Respons atas Ketidakpastian Global

Keputusan BI untuk menahan suku bunga sesuai dengan proyeksi mayoritas pelaku pasar. Survei yang dilakukan oleh Bloomberg sebelum RDG menunjukkan konsensus median memperkirakan BI7DRR akan bertahan di 4,75%. Analis menilai bank sentral perlu menjaga ruang kebijakan (policy space) di tengah kondisi eksternal yang masih dipengaruhi ketidakpastian.

Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers menjelaskan bahwa keputusan ini diambil untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah. "Kebijakan moneter yang ditempuh tetap fokus pada pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, serta mendorong momentum pertumbuhan ekonomi yang kuat," jelas Warjiyo, seperti dikutip dari siaran pers resmi BI. Langkah ini dinilai penting menyikapi potensi volatilitas pasar keuangan global.

Inflasi yang Terkendali dan Proyeksi Ekonomi 2026

Data terbaru menunjukkan tekanan inflasi mulai mereda. Inflasi inti (core inflation) tercatat stabil dan terkendali pada Oktober 2025, menunjukkan bahwa tekanan harga dari sisi permintaan masih rendah. Sementara itu, inflasi keseluruhan diperkirakan akan kembali mendekati kisaran sasaran pada paruh pertama tahun 2026.

Di sisi pertumbuhan, BI memproyeksikan perekonomian Indonesia tetap solid. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada di sekitar puncak kisaran proyeksi 4,7-5,5% untuk tahun 2025, didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Untuk tahun 2026, pertumbuhan diperkirakan tetap kuat dalam kisaran 4,8-5,6%, didukung oleh membaiknya ekspor dan lanjutannya siklus investasi.

Transmisi Kebijakan dan Arahan ke Depan

BI menyatakan bahwa transmisi kebijakan moneter yang ditempuh sebelumnya terus berlanjut. BI menilai suku bunga kebijakan saat ini sudah cukup ketat untuk menjaga agar inflasi tetap terkendali dan sesuai jalur menuju sasaran. Kebijakan makroprudensial juga tetap diarahkan untuk mendorong intermediasi kredit perbankan secara sehat.

Ke depan, komitmen BI adalah untuk menggunakan semua instrumen kebijakan guna menguatkan Rupiah. Perry Warjiyo menegaskan bahwa BI akan terus memperkuat respons kebijakan untuk menjaga stabilitas, termasuk melalui intervensi di pasar valuta asing dan pasar Surat Berharga Negara (SBN). "BI akan terus memperkuat respons kebijakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai fundamentalnya," tegasnya.

Bank sentral juga akan meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah melalui Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPID) untuk mengelola pasokan dan harga pangan, mengantisipasi dampak cuaca ekstrem, serta menjaga daya beli masyarakat.
Baca Juga: IHSG Akhiri Perdagangan di Zona Merah, Sektor Perbankan Jadi Penahan Tekanan

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Cikal Bintang Sayyid Arrazy

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X