Dokumen Kedutaan AS Ungkap Peran Diplomatik 1964-1968 dalam Pembantaian PKI: Apa Fakta, Kenapa Tidak Viral?

photo author
- Selasa, 25 November 2025 | 16:49 WIB
Jenderal Suharto pada hari-hari setelah Gerakan 30 September (nsarchive.gwu.edu)
Jenderal Suharto pada hari-hari setelah Gerakan 30 September (nsarchive.gwu.edu)

PROJABAR.COM - Pada 17 Oktober 2017, lembaga riset National Security Archive (NSA) bekerja sama dengan National Declassification Center (NDC) AS memublikasikan kumpulan arsip ~30.000 halaman dari U.S. Embassy in Jakarta yang mencakup periode 1964-1968. nsarchive.gwu.edu

Baca Juga: Siswa Indonesia Menuntut Pengakuan: Kapan Hari Nasional Kita?

Dokumen-dokumen tersebut memperlihatkan bahwa pemerintah AS memiliki pengetahuan rinci mengenai kampanye pembunuhan massal terhadap tersangka anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan telah memberikan dukungan melalui berbagai bentuk bagi militer Indonesia. Human Rights Watch

Rilis ini mencakup dokumen kedutaan AS dari Jakarta yang terdiri dari telegram, laporan pejabat diplomatik, memo internal, dan analisis situasi yang sebelumnya diklasifikasikan. The NDC Blog 

Beberapa kutipan dokumen mengungkap bahwa “many provinces appear to be successfully meeting this problem by executing their PKI prisoners, or by killing them before they are captured.” Human Rights Watch

Dokumen-dokumen ini berasal dari pejabat diplomatik AS (seperti duta besar, konsul, staf politik), militer Indonesia (termasuk komando Angkatan Darat), serta aktor lokal seperti kelompok milisi, partai dan organisasi keagamaan yang terlibat dalam kampanye anti-PKI. nsarchive.gwu.edu

Fokusnya di Indonesia khususnya dalam wilayah yang menjadi pusat pembantaian seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi dan juga di Kedutaan AS di Jakarta serta konsulat-nya (misalnya Surabaya). Human Rights Watch

Dokumen-dokumen ini penting karena:

  • Memberi bukti tambahan bahwa AS tidak hanya menonton, tapi memiliki pengetahuan dan dalam beberapa kasus membantu proses represi massal di Indonesia. Human Rights Watch

  • Menjadi dasar untuk rekonsiliasi dan pembuktian historis bagi korban dan keluarga korban. nsarchive.gwu.edu

    Namun, meskipun signifikansinya besar dalam ranah ilmu sejarah dan hak asasi manusia, isu ini tidak menjadi viral di masyarakat karena berbagai faktor (emosi publik rendah, kompleksitas, persaingan dengan isu politik kontemporer).

Prosesnya: NDC memproses deklasifikasi koleksi “Classified Central Subject Files, U.S. Embassy Djakarta, 1963-1969” dan NSA melakukan digitalisasi ~30.000 halaman agar tersedia publik. The NDC Blog+1 Beberapa dokumen tetap diklasifikasi dan ditargetkan untuk rilis redaksional pada 2018. The NDC Blog

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Cikal Bintang Sayyid Arrazy

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X