4 Hal Tentang tabu dalam konteks agama, Secara Sederhana dan Ringkas.

photo author
- Senin, 8 Desember 2025 | 23:36 WIB
4 Hal Tentang tabu dalam konteks agama, Secara Sederhana dan Ringkas. (mcbsa. Karakter Jeniffer, Karen, Marei, Elly, Ran, Popuri From SOS FOMT.)
4 Hal Tentang tabu dalam konteks agama, Secara Sederhana dan Ringkas. (mcbsa. Karakter Jeniffer, Karen, Marei, Elly, Ran, Popuri From SOS FOMT.)

PROJABAR.COM - Tabu dalam Kontes Agama bagaimana ia terbentuk, berfungsi, dipertahankan, dampak praktisnya, dan cara kritis (tapi hormat) untuk berinteraksi dengannya.

1. Tabu agama: bukan sekadar larangan, tetapi pagar sakral untuk melindungi tatanan kosmik

Dalam agama, tabu tidak bekerja hanya sebagai larangan etis (harus/tidak harus),
tetapi sebagai mekanisme untuk menjaga:

  • kesucian (sacredness), otoritas wahyu, hierarki keagamaan, rasa hormat kolektif, identitas umat, struktur kekuasaan internal, keutuhan narasi metafisik.

Dalam konteks agama, tabu bukan sekadar norma sosial
ia adalah pelindung kebenaran teologis.

Jika tabu runtuh, maka sistem kepercayaan tidak hanya dipertanyakan ia bisa pecah secara ontologis(Keberadaan/Realitas).


2. Tabu dalam agama mengikat bukan melalui logika, tetapi melalui kesucian

Kesucian (sacredness) berbeda dari kebenaran biasa.
Kesucian bekerja dengan mekanisme:

  • ketakziman, rasa takut, rasa hormat absolut, rasa kecil di hadapan yang ilahi.

Karena itu, dalam agama:

  • mempertanyakan sesuatu yang dianggap suci,
    - bukan sekadar “salah”,
    - tetapi dianggap sebagai pelanggaran eksistensial.

Tabu ini melampaui ranah etika ia menyentuh ranah metafisika rasa.


3. Pertanyaan epistemik terdengar seperti pemberontakan spiritual

Ketika seseorang bertanya:

  • “Apa bukti wahyu?”, “Mengapa tafsir ini satu-satunya yang benar?”, “Apa dasar historis perintah moral ini?”, “Bagaimana proses kodifikasi teks suci?”, “Kenapa Tuhan memilih cara ini, bukan cara lain?”

Secara epistemik, pertanyaan ini normal.

Namun dalam agama, pertanyaan ini terdengar sebagai:

  • keraguan terhadap keimanan, kurang ajar terhadap Tuhan, ancaman terhadap komunitas, pembuka jalan menuju kesesatan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Cikal Bintang Sayyid Arrazy

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X