Malu Jadi Orang Indonesia? Sebuah Refleksi Kritis di Tengah Warisan Kebangsaan

photo author
- Senin, 24 November 2025 | 07:05 WIB
Ilustrasi AI, Malu Jadi Orang Indonesia? Sebuah Refleksi Kritis di Tengah Warisan Kebangsaan
Ilustrasi AI, Malu Jadi Orang Indonesia? Sebuah Refleksi Kritis di Tengah Warisan Kebangsaan

PROJABAR.COM - Pertanyaan "Apa yang membuatmu malu jadi warga negara Indonesia?" sering muncul dalam berbagai kesempatan. Mulai dari obrolan santai hingga diskusi serius. Banyak yang menyoroti masalah korupsi, lemahnya paspor Indonesia, hingga infrastruktur yang tertinggal.

Namun, apakah rasa malu adalah respons yang tepat?
Bagi banyak orang, yang muncul justru kekecewaan dan amarah. Bukan rasa malu. Sebab Indonesia dipandang sebagai "cita-cita" dan "rumah" yang masih dalam proses perwujudan.

Baca Juga: Analisis Kebijakan Penertiban Ruang Digital: Antara Keamanan Nasional dan Kebebasan Sipil

Problem Struktural yang Memicu Kekecewaan

Berbagai masalah struktural menjadi sumber kekecewaan. Korupsi masih menjadi momok menahun. Mulai dari skala kecil hingga skandal miliaran rupiah.

Institusi penegak hukum seperti KPK kerap menghadapi tantangan berat. Di tingkat global, paspor Indonesia masih lemah dalam peringkat internasional. Ini membatasi mobilitas warga negara.

Nilai tukar rupiah yang fluktuatif juga menambah persepsi ketidakstabilan. Masalah-masalah ini sering dikaitkan dengan kesalahan prioritas pengelolaan sumber daya.

Warisan Sejarah yang Kelam

Rasa trauma kolektif juga berakar pada sejarah. Kebijakan asimilasi paksa di era Orde Baru terhadap etnis Tionghoa adalah contohnya.

Kebijakan ini melarang ekspresi budaya Tionghoa. Termasuk perayaan Imlek dan penggunaan bahasa Mandarin. Banyak warga keturunan terpaksa mengganti nama mereka.

Meski aturan diskriminatif ini telah dicabut, trauma politiknya masih membekas. Banyak keluarga masih enggan menggunakan nama Mandarin dalam dokumen resmi.

Baca Juga: Di Balik Penertiban PSE, Ada Apa dengan Kedaulatan Digital Indonesia?

Ketegangan Identitas di Era Globalisasi

Di era globalisasi, muncul tantangan krisis identitas nasional. Terutama di kalangan generasi muda. Kemudahan akses budaya asing bisa mengikis apresiasi terhadap nilai kebangsaan.

Identitas nasional Indonesia dibangun atas fondasi:

  • Pancasila

  • Bendera Merah Putih

  • Bahasa Indonesia

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Cikal Bintang Sayyid Arrazy

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X