108 Kali Guncangan di Jawa Barat Selama November 2025, BMKG: Aktivitas Sesar Aktif

photo author
- Selasa, 2 Desember 2025 | 20:43 WIB
 108 Kali Guncangan di Jawa Barat Selama November 2025, BMKG: Aktivitas Sesar Aktif
108 Kali Guncangan di Jawa Barat Selama November 2025, BMKG: Aktivitas Sesar Aktif

PROJABAR.COM - Wilayah Jawa Barat mengalami aktivitas tektonik dan cuaca yang signifikan sepanjang November 2025. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung mencatat total 108 kejadian gempa bumi serta lebih dari satu juta sambaran petir dalam periode tersebut.

Apa saja rincian dari gempa-gempa tersebut? Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu, menjelaskan bahwa guncangan terbesar bermagnitudo 3,8 dan yang terkecil 1,0. Dari seluruh kejadian, hanya delapan gempa yang dirasakan oleh masyarakat.
Baca Juga: Jawa Barat Puncaki Daerah Paling Rawan Banjir dan Longsor dalam 16 Tahun Terakhir, BMKG Ingatkan Masa Kritis Nataru

Dimana dan Kapan Guncangan Terjadi?
Secara spasial, 66 kejadian gempa berpusat di darat, sedangkan 42 lainnya berpusat di laut. Mayoritas gempa (97 kejadian) merupakan gempa dangkal dengan kedalaman kurang dari 60 kilometer.

Salah satu gempa yang cukup dirasakan terjadi pada 20 November 2025 pukul 00.31 WIB. Gempa berkekuatan 3,4 itu berpusat di 20 km Tenggara Kabupaten Bandung pada kedalaman 3 km. Getarannya dirasakan di Pangalengan dengan skala III-IV MMI, serta di Banjaran, Ibun, dan sekitarnya pada skala II-III MMI.

Mengapa Gempa Terjadi?
Menurut analisis BMKG, gempa bumi yang terjadi, termasuk yang dirasakan pada 4 November 2025 di Pangalengan, merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif. Hal ini menunjukkan dinamika tektonik lokal di wilayah Jawa Barat.

Bagaimana dengan Aktivitas Cuaca Ekstrem?
Selain gempa, fenomena cuaca ekstrem juga menonjol. BMKG mencatat 1.020.379 sambaran petir di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya selama November 2025.

Aktivitas petir tertinggi terjadi pada minggu pertama November, dengan total 435.384 kejadian. “Sambaran petir tertinggi terjadi di Kabupaten Sumedang, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Garut,” jelas Teguh Rahayu.

Tingginya curah hujan menjadi faktor pendukung. Analisis BMKG menunjukkan, pada Dasarian II November 2025, wilayah Jawa Barat telah masuk musim hujan. Kondomena La Nina lemah yang aktif diperkirakan akan berlangsung hingga awal 2026, berpotensi meningkatkan curah hujan.

Apa Imbauan untuk Masyarakat?
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Masyarakat juga dihimbau menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat getaran gempa dan memastikan kondisi tempat tinggalnya.

Informasi resmi gempa dan peringatan dini cuaca dapat diakses melalui kanal komunikasi resmi BMKG. Kewaspadaan terhadap kedua bahaya ini, baik guncangan tanah maupun cuaca ekstrem, perlu terus ditingkatkan.
Baca Juga: Gubernur Dedi Mulyadi Resmi Terbitkan Moratorium Penebangan Hutan Jawa Barat untuk Dua Tahun

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Cikal Bintang Sayyid Arrazy

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X