PROJABAR.COM - Konflik internal di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memicu reaksi keras dari basis kultural organisasi. Forum Kiai NU Jawa mendesak diadakannya Musyawarah Luar Biasa (MLB) sebagai solusi konstitusional dan mengancam akan membentuk kepengurusan tandingan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi dalam waktu tiga bulan.
Baca Juga: Tersangka Kebakaran Maut Terra Drone: Kapolres Sebut Lalai Berat pada Tingkat Manajemen
Forum yang mewakili ratusan pesantren di Jawa itu menyatakan mosi tidak percaya terhadap seluruh jajaran PBNU dari dua kubu yang bertikai, yakni kubu Miftahul Akhyar dan kubu Yahya Khalil Staquf (Gus Yahya). Mereka menilai konflik yang berlarut-larut telah mengabaikan seruan islah (rekonsiliasi) dari warga nahdliyin dan merusak stabilitas organisasi.
Pernyataan sikap tersebut disampaikan oleh Koordinator Forum Kiai NU Jawa, Faris Fuad Hasyim atau yang akrab disapa Gus Faris, dalam sebuah pertemuan di Bandung pada Jumat, 12 Desember 2025. Forum ini juga berencana melibatkan tokoh kharismatik seperti Haji Rhoma Irama dan sejumlah ulama serta budayawan untuk memperkuat gerakan penyatuan di tingkat akar rumput.
Pertemuan dan penyampaian pernyataan sikap tersebut berlangsung di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 12 Desember 2025. Ultimatum untuk menyelenggarakan MLB diberikan dengan batas waktu tiga bulan dari tanggal tersebut.
Desakan dari Forum Kiai Jawa menandai eskalasi signifikan dalam krisis kepemimpinan NU. Ancaman membentuk "PBNU tandingan" merupakan langkah radikal yang berpotensi memecah belah organisasi Islam terbesar di Indonesia dan menggeser konflik dari pusat kepengurusan ke basis massa kultural.
Bagaimana tuntutan mereka? Gus Faris dengan tegas menyatakan posisi forum. "Kami forum Kiai NU Jawa menyatakan mosi tidak percaya terhadap pengurus besar Nahdlatul Ulama baik itu dari Kubu Kiai Miftahul Akhyar ataupun Kubu Kiai Yahya Khalil," ujarnya seperti dikutip dari Republika. Mereka meminta seluruh pimpinan, termasuk Rois Aam, Ketua Tanfidz, dan Sekjen hasil Muktamar Lampung, untuk mundur.
Forum mendesak pembentukan panitia MLB yang netral dengan melibatkan unsur dari tingkat pusat (PBNU), wilayah (PWNU), dan cabang (PCNU). Mereka juga menolak keikutsertaan Miftahul Akhyar, Yahya Kholil, dan Maulana Yusuf dalam MLB agar rekonsiliasi berjalan tanpa konflik kepentingan, serta membuka kemungkinan mengusung calon yang lebih netral.
Apa konsekuensinya jika tuntutan tidak dipenuhi? Ancaman utama adalah pembentukan struktur kepengurusan alternatif. "Kalau MLB tidak digelar dalam kurun 3 bulan, kami akan membentuk PBNU tandingan sebagai wadah konsolidasi NU Kultural," tegas Gus Faris. Langkah ini dimaksudkan sebagai wadah bagi elemen-elemen NU kultural yang kecewa dengan kepemimpinan saat ini.
Selain ultimatum, forum juga merancang strategi konsolidasi dengan mengajak tokoh-tokoh berpangaruh di luar struktur formal. "Forum Kiai NU Jawa berkomitmen mengajak berbagai tokoh karismatik NU Kultural termasuk di antaranya Haji Rhoma Irama serta sejumlah ulama dan budayawan yang memiliki legitimasi moral dan basis budaya luas," jelasnya.
Baca Juga: Dua Bencana, Dua Kecepatan Hukum: Mengapa Kasus Terra Drone Cepat dan Al Khoziny Masih Misteri?
Artikel Terkait
Liburan Jadi Bernilai: Cara Mengisi Waktu dengan Positif dan Islami
Mobil Pengantar Makanan Gratis Terobos Pagar SD di Cilincing, 22 Siswa dan Guru Terluka
Rupiah Menguat di Tengah Pelemahan IHSG: Pasar Respons Keputusan Fed dan Antisipasi Risiko Domestik
Tol Bocimi Tembus Bandung: Pengelola Sambut Baik, Tapi Masih Tunggu Lelang
Tujuh Faksi Eks NII Jawa Barat Cabut Baiat, 266 Orang Kembali ke Pangkuan NKRI
Rawan Begal dan Curanmor! Warga Cibiru Bandung Mengeluh, Belasan Motor Hilang dalam Sebulan
Polemik 'Pemotongan untuk Pemerataan': BLT Rp900 Ribu Jadi Rp200 Ribu, Warga Bandung Barat Pecah Belah
Tersangka Kebakaran Maut Terra Drone: Kapolres Sebut Lalai Berat pada Tingkat Manajemen
Dua Bencana, Dua Kecepatan Hukum: Mengapa Kasus Terra Drone Cepat dan Al Khoziny Masih Misteri?
Drama Chiang Mai: Kemenangan 3-1 Tak Cukup, Garuda Muda Tersingkir dari Perburuan Emas SEA Games 2025