PROJABAR.COM – Banyak orang menganggap tidur cukup hanya urusan rasa segar keesokan hari. Padahal, riset terbaru menunjukkan bahwa “sleep debt” atau hutang tidur bisa berdampak serius terhadap kesehatan jangka panjang. Fenomena ini terjadi ketika seseorang secara konsisten tidur kurang dari kebutuhan tubuh, lalu mencoba “membayarnya” di hari lain, misalnya dengan tidur lebih lama di akhir pekan.
Peneliti dari University of Chicago menemukan bahwa hutang tidur tidak bisa sepenuhnya “dibayar” dengan tidur tambahan. Tubuh memiliki ritme biologis (sirkadian) yang terganggu ketika pola tidur tidak konsisten. Akibatnya, risiko penyakit jantung, obesitas, diabetes tipe 2, dan gangguan suasana hati meningkat tajam pada orang yang sering kurang tidur.
Baca Juga: Studi: Gen Z Jadi Generasi Paling Jarang Konsumsi Alkohol Dibanding Generasi Sebelumnya
Selain itu, sleep debt juga berdampak pada kemampuan otak. Studi dari Harvard Medical School menyebut bahwa kurang tidur selama 5 hari berturut-turut dapat menurunkan konsentrasi hingga 40%, serta memperlambat respon otak layaknya seseorang yang sedang mabuk alkohol ringan. Efeknya, produktivitas menurun dan risiko kecelakaan meningkat, terutama pada pekerja shift malam dan pengemudi jarak jauh.
Dokter spesialis tidur, dr. Diana Lestari, menjelaskan bahwa tidur bukan sekadar waktu istirahat, tetapi proses pemulihan biologis penting. “Selama tidur, otak melakukan ‘pembersihan racun’ dari aktivitas siang hari. Ketika durasi tidur tidak cukup, racun metabolik menumpuk, dan ini berkontribusi pada percepatan penuaan otak,” ujarnya.
Untuk mencegah sleep debt, para ahli menyarankan menjaga jam tidur konsisten, membatasi kafein setelah sore hari, serta menghindari penggunaan ponsel setidaknya 30 menit sebelum tidur. Idealnya, orang dewasa membutuhkan 7–8 jam tidur berkualitas setiap malam.
Tidur cukup bukan tanda malas, melainkan investasi kesehatan jangka panjang. Jangan tunggu tubuh “menagih bunga” dari hutang tidurmu.
Ikuti terus kabar terbaru seputar Jawa Barat hanya di Projabar.com, portal berita yang menyajikan informasi cepat, akurat, dan terpercaya.***
Artikel Terkait
Mengenal Telemedicine: Solusi Kesehatan Digital di Ujung Jari dan Tantangannya
Waspada Lonjakan Influenza A di Musim Hujan 2025, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya
Bijak Mengatasi Gejala Flu: Panduan Penanganan Rumahan dan Obat yang Tepat
Musim Hujan Tiba, Ini 5 Langkah Efektif Lindungi Keluarga dari DBD
Kejadian Keracunan MBG di Lembang: 133 Siswa Terdampak dan Investigasi Darat Diperkuat
Kualitas Udara Jawa Barat Pagi Ini Terburuk di Indonesia, ISPU Capai 98
Fakta Menarik Soal Keringat Pria yang Bisa Pengaruhi Siklus Menstruasi Wanita, Ini Kata Ahli Biologi!
Kecanduan Gadget Picu Lonjakan Pasien Generasi Z di RSJ Solo, Remaja Makin Antisosial dan Tak Bisa Hadapi Penolakan
Fenomena semut api mendekati api hingga mati ternyata dijelaskan sains, sekaligus jadi cermin perilaku sosial manusia modern.
Studi: Gen Z Jadi Generasi Paling Jarang Konsumsi Alkohol Dibanding Generasi Sebelumnya