PROJABAR.COM - Jakarta. Lonjakan kasus penyakit pernapasan dan gejala influenza dilaporkan meningkat tajam di Indonesia pada Oktober 2025, seiring dengan masuknya musim hujan dan kelembapan yang lebih tinggi. Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan tren kasus influenza pada minggu ke-38 tahun 2025 telah meningkat menjadi 38 persen, dengan subtipe virus yang dominan adalah influenza A.
Baca Juga: Lonjakan Influenza dan Musim Hujan Picu Masyarakat Beralih ke Layanan Telemedicine
Gejala dan Kelompok Rentan
Gejala influenza A seringkali mirip dengan flu biasa, tetapi cenderung lebih berat dan muncul secara mendadak. Gejalanya meliputi demam, batuk, nyeri tenggorokan, hidung berair atau tersumbat, sakit kepala, nyeri otot, dan rasa lemas yang signifikan. Pada kondisi yang memburuk, dapat terjadi sesak napas yang menandakan keterlibatan paru-paru.
Kelompok yang paling rentan mengalami komplikasi serius dari infeksi ini adalah anak-anak, lansia, penderita penyakit kronis (seperti asma, jantung, atau diabetes), serta individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat kelelahan, stres, atau kurang tidur. Tenaga kesehatan, guru, dan pekerja di tempat ramai juga memiliki risiko tertular yang lebih tinggi.
Langkah Pencegahan Efektif
Masyarakat diimbau untuk memperkuat upaya pencegahan. Langkah-langkah sederhana yang disarankan oleh Kemenkes dan organisasi kesehatan global adalah:
-
Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
-
Tidak menyentuh wajah sebelum mencuci tangan.
-
Menggunakan masker saat berada di kerumunan atau ketika sedang sakit.
-
Menerapkan etika batuk dan bersin yang benar.
-
Menjaga pola hidup sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Vaksinasi tahunan juga menjadi cara terbaik untuk mencegah influenza. Vaksin perlu diulang setiap tahun karena virus influenza terus bermutasi, sehingga komposisi vaksin disesuaikan dengan strain yang beredar. Vaksin ini direkomendasikan bagi semua orang berusia enam bulan ke atas, terutama bagi kelompok risiko tinggi seperti tenaga kesehatan, lansia, ibu hamil, dan individu dengan penyakit kronis.
Baca Juga: Mengenal Telemedicine: Solusi Kesehatan Digital di Ujung Jari dan Tantangannya
Artikel Terkait
Riset Psikologis: Ternyata Orang yang Sering Curhat Tengah Malam Punya Emosi Lebih Cerdas!
Duduk Terlalu Lama Setara Merokok 10 Batang Sehari, Ini Penjelasan Ahli
Dari Data Menuju Kebijakan: Mengurai Tantangan dan Peluang Cakupan Kesehatan di Jawa Barat
Riset Baru Ungkap Hubungan Antara Cahaya Gadget dan Kualitas Tidur: Efeknya Lebih Buruk dari Kafein!
Riset: Kurang Tidur 2 Jam Saja Bisa Turunkan Daya Ingat Hingga 30 Persen
Riset: Suara Alam Bisa Turunkan Stres Hingga 60 Persen, Lebih Efektif dari Musik Relaksasi
Riset Baru: Jalan Kaki di Alam Terbuka Bisa Turunkan Risiko Depresi Hingga 45 Persen
Wapres Gibran Tinjau Pemeriksaan Kesehatan Gratis bagi Pelajar di Cirebon
Lonjakan Influenza dan Musim Hujan Picu Masyarakat Beralih ke Layanan Telemedicine
Mengenal Telemedicine: Solusi Kesehatan Digital di Ujung Jari dan Tantangannya