Merancang Masa Depan Karier dengan Inspirasi Al-Qur'an: Bekerja adalah Ibadah

photo author
- Jumat, 7 November 2025 | 07:40 WIB
Merancang Masa Depan Karier dengan Inspirasi Al-Qur'an: Bekerja adalah Ibadah (mcbsa)
Merancang Masa Depan Karier dengan Inspirasi Al-Qur'an: Bekerja adalah Ibadah (mcbsa)

PROJABAR.COM - Memasuki dunia kerja dan membangun karier yang cemerlang adalah salah satu fase kritis yang dihadapi generasi muda. Di tengah persaingan global dan ketatnya pasar tenaga kerja, Al-Qur'an hadir bukan hanya sebagai pedoman spiritual, tetapi juga sebagai sumber inspirasi untuk membangun etos kerja, visi karier, dan tanggung jawab sosial yang proporsional.

Baca Juga: Ijtihad: Ketika Usaha Tulus Dihargai, Meskipun Hasilnya Keliru

Al-Qur'an menempatkan kerja sebagai bagian dari ibadah dan bentuk pengabdian kepada Allah. Kementerian Agama RI bahkan menerbitkan Tafsir Tematik khusus yang membahas "Kerja dan Ketenagakerjaan". Hal ini menegaskan bahwa Islam memberikan perhatian serius terhadap dimensi ekonomi dan pekerjaan umatnya. Kerja dalam Islam bukan sekadar mencari nafkah, tetapi juga merealisasikan potensi diri (fitrah) yang Allah anugerahkan.

Nilai kerja keras dan optimisme tercermin dari kisah para nabi. Nabi Dawud AS adalah seorang pembuat baju besi, Nabi Zakaria AS seorang tukang kayu, dan Nabi Muhammad ﷺ adalah seorang pedagang sebelum diangkat menjadi rasul. Profesi mereka menunjukkan bahwa kerja yang halal adalah aktivitas mulia. Semangat ini sejalan dengan QS. Al-Jumu'ah ayat 10, "Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung."

Dalam menghadapi kegagalan atau kesulitan dalam karier, prinsip tawakal dan kesabaran dalam QS. Al-Baqarah ayat 153 menjadi penopang, "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.". Ayat ini mengajarkan untuk tidak mudah menyerah, tetap berusaha maksimal, dan pada saat yang sama memasrahkan hasilnya hanya kepada Allah.

Baca Juga: Kita Tak Akan Lama dan Dunia Hanya Fana: Zuhudi jadi Solusi Sebelum Mati!

Prinsip keadilan dan amanah juga harus menjadi fondasi dalam membangun karier. QS. Al-Muthaffifin ayat 1-3 mencela orang yang curang dalam takaran. Dalam konteks karier, ini diterjemahkan sebagai larangan untuk korupsi, menipu, atau melakukan tindakan tidak terpuji lainnya untuk mengejar keuntungan. Kesuksesan karier yang sejati adalah yang diraih dengan cara yang halal dan penuh integritas.

Terakhir, Al-Qur'an mengingatkan untuk menjaga keseimbangan (tawazun). Sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari menceritakan nasihat Rasulullah ﷺ kepada Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash untuk tidak berpuasa dan salat malam terus-menerus hingga melalaikan hak tubuh dan keluarganya. Ini adalah pelajaran berharga bagi para young professional untuk tidak terjebak dalam workaholic yang ekstrem, tetapi tetap memperhatikan kesehatan, keluarga, dan kehidupan sosialnya.

Dengan menginternalisasi nilai-nilai Qur'ani ini, generasi muda tidak hanya akan menjadi tenaga kerja yang profesional, tetapi juga insan yang produktif, berintegritas, dan mampu berkontribusi positif bagi kemaslahatan umat.

Baca Juga: Menyoal Legitimasi Salat Hajat: Antara Tradisi Religius dan Keabsahan Dalil

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Cikal Bintang Sayyid Arrazy

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X