PROJABAR.COM - Hasil penyelidikan kepolisian akhirnya mengungkap fakta di balik insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta. Polisi menegaskan pelaku merupakan siswa sekolah tersebut yang bertindak sendiri tanpa ada kaitan dengan jaringan terorisme manapun.
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri menyatakan hal ini dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11/2025).
"ABH (Anak Berhadapan Hukum) yang terlibat dalam ledakan ini adalah siswa aktif yang bertindak mandiri, tidak terhubung dengan jaringan teror mana pun," jelas Asep.
Pernyataan ini sekaligus mengklarifikasi dugaan keterkaitan terorisme yang sempat beredar luas di masyarakat.
Baca Juga: Ledakan di SMAN 72 Jakarta, 96 Korban Luka dan Dugaan Motif Balas Dendam Akibat Perundungan
Profil Pelaku yang Tertutup
Dalam konferensi pers tersebut, polisi juga mengungkap profil psikologis pelaku. Berdasarkan keterangan yang dihimpun, pelaku dikenal sebagai pribadi yang tertutup dan penyendiri.
"ABH ini dikenal sebagai pribadi yang tertutup, jarang bergaul, dan memiliki ketertarikan dengan konten kekerasan serta hal-hal yang ekstrem," imbuh Kapolda.
Penyelidikan yang melibatkan Densus 88 ini juga menganalisis rekaman CCTV, ponsel, dan aktivitas daring pelaku untuk mendalami motif di balik aksinya.
Temuan Mencengangkan: 7 Bom di Lokasi
Temuan di lapangan justru lebih mengkhawatirkan. Polisi mengungkap ada tujuh bahan peledak yang ditemukan di lokasi kejadian.
"Total ada 7 buah bom di SMAN 72 Jakarta. Empat di antaranya meledak dan tiga lainnya masih dalam kondisi aktif," ujar Dansat Brimob Polda Metro Jaya Kombes Henik Maryanto.
Henik merinci, satu bom ditemukan di TKP pertama, dua bom lainnya dengan casing pipa sudah meledak tidak sempurna, dan dua bom dengan casing pipa logam masih aktif. Satu bom lagi ditemukan dengan casing kaleng minuman dan masih aktif.
Korban Bertambah, Trauma Healing Diperlukan
Jumlah korban terus bertambah hingga mencapai 96 orang. Rinciannya adalah 67 korban luka ringan, 26 luka sedang, dan 3 orang luka berat.
"Penambahan jumlah korban terjadi karena beberapa siswa baru melaporkan keluhan luka dan gangguan pendengaran setelah beberapa hari kejadian," terang Kapolda.
Untuk menangani dampak psikologis, polisi bersama pihak terkait melakukan pendampingan trauma healing berkelanjutan bagi korban, baik guru maupun siswa. Posko bantuan medis juga dibuka di RS Islam Cempaka Putih.
Artikel Terkait
Judul: Lisa Mariana Resmi Jadi Tersangka Usai Klaim Anaknya Berayah Ridwan Kamil Patah oleh Hasil Tes DNA
Tewas Usai Dipancing Rp700 Ribu, Bocah di Toilet Masjid Majalengka Dibunuh Pelaku Berperilaku Menyimpang
Wanita Bekasi Tipu 58 Korban dengan Kavling Fiktif Syariah, Kerugian Capai Rp3 Miliar
Ayah Tiri di Garut Cabuli Anak Tiri Hingga Hamil 9 Bulan, Aksi Bejak Terungkap Setelah 3 Tahun
Modus Ritual Pengobatan, Dukun di Bandung Cabuli Gadis di Bawah Umur
Kronologi Geng Motor Zeestier yang Picu Kericuhan: Serang Sekuriti Gym Kawasan Batununggal Saat Merasa “Dipelototi”
Terkuak Geng Motor Zeestier Pesta Miras Sebelum Ricuh di Gym, Dua Pelajar Terlibat dalam Penyerangan Satpam
Pengacara Ditembak di Tanah Abang, Polisi Tangkap Pelaku dan Ungkap Motif Sengketa Lahan
Erwin Diperiksa Kejaksaan, Farhan Tegaskan Tidak Ada Intervensi Hukum
Jusuf Kalla Jadi Korban Mafia Tanah, Ungkap Modus Rekayasa Hukum dan Pemalsuan Dokumen