Kebenaran dalam Budaya: Konstruksi Kolektif dan Stabilitas Sosial

photo author
- Jumat, 5 Desember 2025 | 14:02 WIB
KEBENARAN DALAM BUDAYA: KONSTRUKSI KOLEKTIF DAN STABILITAS SOSIAL (mcbsa. Oreki Hyouka, Giyu Demos Slayer.)
KEBENARAN DALAM BUDAYA: KONSTRUKSI KOLEKTIF DAN STABILITAS SOSIAL (mcbsa. Oreki Hyouka, Giyu Demos Slayer.)

PROJABAR.COM - Konsep kebenaran tidak hanya hidup dalam matematika atau logika, tetapi juga dalam budaya. Namun cara kebenaran dipahami dalam ranah ini jauh lebih kompleks, lebih historis, dan lebih bergantung pada struktur sosial dibandingkan kebenaran dalam sistem formal.

Dalam budaya, kebenaran tidak hanya didefinisikan oleh aturan, tetapi oleh otoritas, komunitas, tradisi, dan bahasa yang digunakan untuk menafsirkan realitas.

a. Kebenaran bukan fakta, tetapi kesepakatan

Dalam budaya, kebenaran adalah kesepakatan yang lahir dari:

  • kebiasaan, tradisi, pola hidup bersama, pengulangan simbolik, kepentingan kolektif.

Ia bukan hasil logika formal atau bukti ilmiah, melainkan fungsi sosial. Kebenaran budaya bekerja seperti “aturan permainanbenar karena semua pemain setuju itu benar.

b. Kebenaran budaya bertugas menjaga keteraturan

Kebenaran di sini lebih berguna daripada objektif. Ia menjaga:

  • stabilitas komunitas, identitas kelompok, batas antara “kami” dan “mereka”, kelanjutan tradisi.

Ketika seseorang mempertanyakan “kebenaran budaya”, ia dianggap mengusik tatanan, bukan hanya gagasan.

c. Kebenaran bergantung pada konteks sejarah

Yang dianggap benar di suatu budaya pada satu masa bisa berubah total di masa lain. Contoh pandangan tentang:

  • struktur keluarga, peran gender, usia dewasa, ritual, tabu, sanksi sosial.

Semua ini menunjukkan bahwa kebenaran budaya bersifat historis, tidak absolut.

d. Kebenaran budaya menolak ambiguitas

Budaya bekerja seperti “filter” ia menyederhanakan dunia.

Jika ambiguitas terlalu besar, budaya menciptakan kategori tegas:

  • boleh / tak boleh, suci / profan, normal / menyimpang

Ini dilakukan bukan karena itu “benar”, tetapi karena manusia membutuhkan instrumen sederhana untuk hidup bersama.
Baca Juga: Salah dan Benar: Dari Mana Mereka Berasal dan Mengapa Ada?

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Cikal Bintang Sayyid Arrazy

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

7 Universitas Terbaik di Bandung

Sabtu, 15 November 2025 | 12:15 WIB
X