PROJABAR.COM - Konsep kebenaran tidak hanya hidup dalam matematika atau logika, tetapi juga dalam budaya. Namun cara kebenaran dipahami dalam ranah ini jauh lebih kompleks, lebih historis, dan lebih bergantung pada struktur sosial dibandingkan kebenaran dalam sistem formal.
Dalam budaya, kebenaran tidak hanya didefinisikan oleh aturan, tetapi oleh otoritas, komunitas, tradisi, dan bahasa yang digunakan untuk menafsirkan realitas.
a. Kebenaran bukan fakta, tetapi kesepakatan
Dalam budaya, kebenaran adalah kesepakatan yang lahir dari:
-
kebiasaan, tradisi, pola hidup bersama, pengulangan simbolik, kepentingan kolektif.
Ia bukan hasil logika formal atau bukti ilmiah, melainkan fungsi sosial. Kebenaran budaya bekerja seperti “aturan permainan” benar karena semua pemain setuju itu benar.
b. Kebenaran budaya bertugas menjaga keteraturan
Kebenaran di sini lebih berguna daripada objektif. Ia menjaga:
-
stabilitas komunitas, identitas kelompok, batas antara “kami” dan “mereka”, kelanjutan tradisi.
Ketika seseorang mempertanyakan “kebenaran budaya”, ia dianggap mengusik tatanan, bukan hanya gagasan.
c. Kebenaran bergantung pada konteks sejarah
Yang dianggap benar di suatu budaya pada satu masa bisa berubah total di masa lain. Contoh pandangan tentang:
-
struktur keluarga, peran gender, usia dewasa, ritual, tabu, sanksi sosial.
Semua ini menunjukkan bahwa kebenaran budaya bersifat historis, tidak absolut.
d. Kebenaran budaya menolak ambiguitas
Budaya bekerja seperti “filter” ia menyederhanakan dunia.
Jika ambiguitas terlalu besar, budaya menciptakan kategori tegas:
-
boleh / tak boleh, suci / profan, normal / menyimpang
Ini dilakukan bukan karena itu “benar”, tetapi karena manusia membutuhkan instrumen sederhana untuk hidup bersama.
Baca Juga: Salah dan Benar: Dari Mana Mereka Berasal dan Mengapa Ada?
Artikel Terkait
Adab Terhadap Guru: Fondasi Kekuatan Spiritual, Intelektual, dan Moral Umat
Pendidikan di Bandung Barat Masih Dilanda Krisis Infrastruktur Sekolah
Ketika Sekolah Tak Lagi Merdeka: Pendidikan Indonesia yang Tersandera Sistem
PENDIDIKAN INDONESIA: Krisis yang Tak Diakui, Masalah yang Tak Diselesaikan
Telaah Mengapa Manusia Takut Ambiguitas (Psikologi & Fenomenologi dalam bahasa yang hidup)
Telaah Ambiguitas dalam Logika Non-Biner dan Filsafat Timur
Kepastian sebagai Ilusi dan Problem Epistemik (Sebuah Telaah Konseptual)
Telaah Konseptual: Ketidakpastian sebagai Sumber Etika
Salah dan Benar: Dari Mana Mereka Berasal dan Mengapa Ada?
Pendidikan Indonesia: Siapa yang Diuntungkan Dari Sistem Pendidikan Kita