PROJABAR.COM - Sebuah transaksi blok (block trade) dengan nilai fantastis senilai Rp 5,05 triliun terjadi di saham konglomerasi PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) pada perdagangan Selasa, 16 Desember 2025. Transaksi ini menandai langkah strategis pemegang saham pengendali, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), untuk semakin mengonsolidasi kepemilikannya dalam grup usaha tersebut.
Baca Juga: Kebijakan Tarif AS Picu Banjir Impor, Industri Tekstil dan Furnitur Indonesia Tertekan
Sebanyak 782,61 juta saham CBDK berpindah tangan melalui pasar negosiasi dengan harga rata-rata Rp 6.450 per saham. Transaksi jumbo senilai Rp 5,05 triliun itu tercatat sebagai salah satu yang terbesar di pasar modal Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Berdasarkan data kepemilikan per 30 November 2025, pemegang saham mayoritas CBDK adalah PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) dengan kepemilikan 45,9%. Penerima manfaat akhir (ultimate beneficial owner) dari PANI adalah Susanto Kusumo, Alexander Halim Kusuma, Richard Halim Kusuma, dan Hindarto Budiono. Pemegang saham besar lainnya adalah PT Agung Sedayu Group dan PT Tunas Mekar Jaya, masing-masing memegang 22,05%.
Transaksi ini terjadi di Bursa Efek Indonesia pada sesi I perdagangan hari Selasa, 16 Desember 2025. Saham CBDK sendiri ditutup menguat 1,43% pada level Rp 8.850 pada sesi tersebut dengan minat beli yang tinggi.
Transaksi ini merupakan bagian dari rencana aksi korporasi PANI yang telah diumumkan sebelumnya. Melalui keterbukaan informasi tertanggal 1 Desember 2025, PANI menyatakan akan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) untuk mengakuisisi saham CBDK lebih banyak.
Dana hasil PUT, yang maksimal mencapai Rp 15,73 triliun, direncanakan untuk memperkuat struktur permodalan dan memperluas investasi di sejumlah entitas anak. Rencana spesifiknya, PANI akan menggunakan dana tersebut untuk membeli 37,77% hingga 41,37% saham CBDK dari pemilik lama, yaitu Agung Sedayu Group dan Tunas Mekar Jaya.
Dengan transaksi ini, struktur kepemilikan CBDK diprediksi akan semakin terkonsolidasi di bawah kendali grup PANI. Langkah ini dinilai sebagai strategi untuk menyederhanakan struktur korporasi dan memperkuat fondasi keuangan grup untuk ekspansi bisnis ke depan.
Pasar merespons positif rencana konsolidasi ini, terlihat dari kenaikan harga saham CBDK dan minat beli yang kuat hingga penutupan perdagangan. Analis melihat langkah PANI sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing grup bisnisnya di tengar lingkungan ekonomi yang beragam.
Baca Juga: Dari Raksasa Impor ke Pengekspor Potensial: Jejak Langkah Indonesia Capai Surplus Beras 4,7 Juta Ton