Momentum Berbenah: Saatnya Masyarakat Desa Mengevaluasi Arah Kepemimpinan Menjelang Pilkades

photo author
- Rabu, 10 Desember 2025 | 10:21 WIB
Evaluasi Masyarakat Desa (PebrianEr)
Evaluasi Masyarakat Desa (PebrianEr)

PROJABAR.COM -Riuh dinamika sosial di desa beberapa waktu terakhir menunjukkan satu hal yang tidak bisa diabaikan: masyarakat semakin peduli terhadap arah kepemimpinan dan tata kelola desa. Reaksi publik, baik melalui percakapan langsung maupun di media sosial-menandakan bahwa warga tidak lagi pasif, melainkan mulai menuntut transparansi, keadilan, dan kepemimpinan yang dapat dipercaya.

Pilkades mendatang bukan hanya agenda rutin lima tahunan, tetapi momentum penting untuk melakukan evaluasi bersama. Apa pun yang terjadi di desa akhir-akhir ini, harus dijadikan bahan refleksi untuk melihat sejauh mana kepemimpinan desa telah menjalankan fungsi pelayanan, perlindungan, dan pengelolaan pembangunan.

Kepedulian Warga Tidak Boleh Hanya Meledak di Medsos

Fenomena masyarakat meluapkan kekecewaan di media sosial menunjukkan adanya kegelisahan sekaligus krisis kepercayaan. Namun, energi sosial seperti ini tidak boleh dibiarkan menjadi sekadar hiruk-pikuk digital.

Desa bukan dunia anonim; di sini semua saling mengenal.
Karena itu, kritik harus diarahkan dengan bijak, dimusyawarahkan, dan ditindaklanjuti melalui mekanisme resmi. Media sosial boleh menjadi ruang suara, tetapi perubahan nyata terjadi di forum desa, bukan di kolom komentar.

Saatnya Mengukur Ulang Rekam Jejak Kepemimpinan

Menjelang Pilkades, masyarakat perlu bertanya secara jernih:

  • Apakah pemerintah desa terbuka dalam mengelola anggaran dan program pembangunan?
  • Apakah pemimpin hadir untuk semua golongan, bukan untuk kepentingan kelompok tertentu?
  • Apakah warga merasa didengar ketika menyampaikan aspirasi?
  • Apakah keputusan-keputusan desa diambil secara musyawarah, bukan sepihak?
  • Apakah komunikasi pemerintah desa berjalan sehat, tidak defensif atau tertutup?

Pertanyaan-pertanyaan ini adalah barometer paling sederhana untuk menilai kualitas kepemimpinan.
Pilkades nanti harus menjadi waktu untuk memastikan bahwa siapa pun yang memimpin desa benar-benar layak mendapat amanah warga.

Baca Juga: Jihad Sunyi: Guru Pesantren dan Keikhlasan yang Kian Terpinggirkan

Belajar dari Kegaduhan: Desa Butuh Kepemimpinan Berintegritas

Kegaduhan sosial yang muncul belakangan ini sebenarnya adalah alarm yang menyadarkan bahwa ada hal-hal yang perlu diperbaiki.
Tidak perlu menunjuk siapa pun, tetapi kita harus mengakui bahwa:

  • komunikasi pemerintah desa dan warganya belum optimal,
  • sistem pelaporan dan pengawasan belum berjalan efektif,
  • warga belum sepenuhnya percaya pada mekanisme resmi,
  • dan ruang musyawarah sering kalah oleh pola komunikasi cepat di media sosial.

Semua ini menandakan kebutuhan akan kepemimpinan desa yang lebih transparan, dialogis, dan mampu membangun kepercayaan publik.

Pilkades Bukan Ajang Emosi, Tapi Ajang Rasionalitas

Pilkades harus dimaknai sebagai momen strategis untuk memperbaiki arah desa, bukan ajang balas dendam sosial.
Karena itu, masyarakat perlu:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Pebrian Erdiana Himawann

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X