Bandung Barat Miris Membaca: Minat Baca Rendah, Tantangan Pendidikan Semakin Kompleks

photo author
- Sabtu, 29 November 2025 | 11:03 WIB
Ketimpangan Literasi Jawa Barat: Kabupaten Bandung Tertinggi, Sukabumi Terendah di 2022 (Gambar oleh Jill Wellington dari Pixabay)
Ketimpangan Literasi Jawa Barat: Kabupaten Bandung Tertinggi, Sukabumi Terendah di 2022 (Gambar oleh Jill Wellington dari Pixabay)

PROJABAR.COM — Indonesia kembali menghadapi kenyataan pahit terkait rendahnya minat baca masyarakat. Sejumlah survei nasional dan laporan lapangan menunjukkan bahwa budaya literasi di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Bandung Barat, masih memprihatinkan. Kondisi ini memunculkan keprihatinan banyak pihak, terutama para pendidik, pemerhati pendidikan, dan lembaga masyarakat.

Di beberapa sekolah dasar hingga menengah, guru menyampaikan bahwa siswa lebih akrab dengan gawai dibandingkan buku bacaan. Perpustakaan sekolah yang seharusnya menjadi pusat literasi kerap sepi peminat, sementara sebagian orang tua mengakui kesulitan menyediakan waktu khusus untuk mendampingi anak membaca di rumah.

Ketua Forum Literasi Kabupaten Bandung Barat menjelaskan bahwa rendahnya minat baca tidak hanya dipengaruhi keterbatasan fasilitas, namun juga kurangnya kebiasaan literasi dalam keluarga dan lingkungan sosial. “Kita melihat banyak anak lebih cepat mengenali konten digital dibandingkan buku. Padahal kemampuan membaca yang baik adalah fondasi utama pendidikan,” ujarnya.

Baca Juga: Manfaat Hobi Membaca Buku: Lebih dari Sekadar Halaman dan Kata

Pemerintah daerah sebenarnya telah meluncurkan berbagai program, mulai dari Gerakan Literasi Sekolah hingga penyediaan pojok baca di desa-desa. Namun implementasi di lapangan dinilai belum merata. Beberapa sekolah masih kekurangan koleksi buku yang relevan dan menarik, sementara ruang baca umum di sebagian desa belum dimanfaatkan secara optimal.

Sejumlah pegiat literasi mendorong agar gerakan membaca tidak hanya menjadi program seremonial, tetapi diintegrasikan dengan kegiatan masyarakat sehari-hari. Mereka berharap sekolah, pemerintah, dan komunitas mampu berkolaborasi untuk membangun budaya membaca yang kuat sejak usia dini.

Baca Juga: IFG Peringati Sumpah Pemuda Ke-97: Dorong Semangat Jujur, Tangguh, dan Kolaborasi, Disertai Aksi Sosial dan Literasi Keuangan

“Jika kita ingin kualitas pendidikan bangsa meningkat, literasi harus menjadi prioritas. Tanpa kemampuan membaca yang memadai, anak-anak akan sulit mengejar perkembangan ilmu pengetahuan,” tambah seorang aktivis literasi lokal.

Dengan berbagai tantangan yang ada, upaya meningkatkan minat baca di Kabupaten Bandung Barat dan Indonesia secara umum membutuhkan kerja bersama. Literasi bukan hanya urusan sekolah, tetapi juga peran keluarga, komunitas, dan seluruh lapisan masyarakat.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Pebrian Erdiana Himawann

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X