Museum di Beijing Tawarkan Kopi Campur Kecoak dan Ulat, Harga Rp106 Ribu per Cangkir

photo author
- Minggu, 23 November 2025 | 14:25 WIB
Museum di Beijing Tawarkan Kopi Campur Kecoak dan Ulat, Harga Rp106 Ribu per Cangkir
Museum di Beijing Tawarkan Kopi Campur Kecoak dan Ulat, Harga Rp106 Ribu per Cangkir

PROJABAR.COM – Sebuah museum bertema serangga di Beijing, China, menawarkan menu kopi tidak biasa yang dicampur dengan tubuh kecoak dan ulat kuning kering. Minuman kontroversial ini dijual seharga 45 yuan atau setara Rp105.994 per cangkir dan menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Kopi dengan campuran serangga ini pertama kali diluncurkan pada akhir Juni 2025 dan kembali viral setelah unggahan pengunjung museum menyebar di berbagai platform digital. Minuman tersebut memicu debat publik mengenai batas-batas inovasi dalam industri kuliner.

Baca Juga: Puluhan Anak Pengungsi Semeru Kembali Ceria Berkat Trauma Healing dari Polres Lumajang

Menurut keterangan staf museum, bahan-bahan serangga tersebut dibeli dari toko ramuan pengobatan tradisional China sehingga dijamin keamanannya. Dalam teori pengobatan tradisional TCM, tubuh kecoak dipercaya dapat membantu sirkulasi darah, sementara cacing tepung dianggap baik untuk kekebalan tubuh.

Respons masyarakat terhadap inovasi kuliner ini beragam. Sebagian merasa penasaran dan tertarik mencoba, sementara lainnya mengungkapkan rasa jijik dan kekhawatiran terhadap aspek kesehatan dan kebersihan minuman tersebut.

Museum tersebut dikenal dengan tema serangga yang konsisten dalam seluruh aktivitasnya. Kedai kopi ini menjadi bagian dari pengalaman edukatif pengunjung yang ingin mengetahui lebih jauh tentang dunia serangga.

Baca Juga: Kilang Terbesar RI Siap Beroperasi Penuh, Pemerintah Targetkan Swasembada Solar dan Avtur 2026

Para ahli kuliner menyoroti pentingnya standardisasi keamanan pangan untuk produk-produk inovatif semacam ini. Meskipun memiliki nilai tradisional, perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai dampak kesehatan konsumsi serangga dalam bentuk minuman.

Pihak museum memastikan bahwa semua bahan telah melalui proses pengolahan yang memenuhi standar kebersihan. Mereka juga memberikan informasi lengkap kepada konsumen tentang kandungan dan potensi manfaat minuman tersebut.

Inovasi kuliner ini mencerminkan tren global dalam eksplorasi sumber pangan alternatif. Serangga mulai dipertimbangkan sebagai bahan pangan berkelanjutan di masa depan.

Ikuti terus kabar terbaru seputar Jawa Barat hanya di Projabar.com, portal berita yang menyajikan informasi cepat, akurat, dan terpercaya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Al Dira Achmad Arrazib

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X