PROJABAR.COM — Demon slayer: infinity castle sukses mengguncang layar lebar Indonesia, menyuguhkan visual yang memukau dan alur cerita yang menyentuh hati penonton
Berita & Fakta Teranyar
-
Pecahkan Rekor di Indonesia: Pada penayangan hari pertama, film ini di Indonesia berhasil menarik sekitar 461.019 penonton menjadi angka penonton hari pembukaan terbanyak sepanjang sejarah perfilman Indonesia .
-
Sukses Besar di Jepang: Di negara asalnya, film ini meraih pendapatan spektakuler dalam waktu singkat, sekitar ¥17,6 miliar (±US$119,98 juta) hanya dalam 17 hari, menempati peringkat 10 besar dalam sejarah box office Jepang .
-
Visual dan Adegan yang Diapresiasi: Banyak penggemar memuji kualitas animasi yang memukau dan intensitas pertempuran yang mendebarkan, terutama adegan antara Zenitsu dan Akaza serta nuansa gelap dan dramatisnya .
-
Kontroversi Plot dan Durasi: Meski visualnya luar biasa, beberapa kritik menyebut alur cerita dan durasi panjang film cukup berat sehingga menimbulkan sedikit hambatan emosional bagi sebagian penonton .
-
Cerita Tragis yang Membekas: Film memperdalam kisah tragis tokoh antagonis Daki seorang iblis dari Upper Moon Six yang tampil kejam, namun mengundang simpati karena latar belakang kehidupannya yang penuh penderitaan .
Opini Ringan: Harmoni Visual dan Luka Emosional
Indonesia memang gempar. Ketika layar bioskop dipenuhi penggemar Tanjiro dan Nezuko sejati, kita pun paham bahwa Demon Slayer bukan sekadar tontonan, ia sudah bertaji menjadi bagian dari identitas pop culture generasi.
Visual yang luar biasa seperti ini bukan dibayar murah. Studio Ufotable butuh 3,5 tahun pengerjaan untuk menghasilkan grafis memukau, koreografi gerakan halus, dan atmosfer labirin kastil yang penuh atmosfer magis. Bonus: deretan pengisi suara ikonik kembali memberikan warna emosional yang penuh tenaga (Tanjiro, Nezuko, Hashira) .
Baca Juga: Polemik Bendera One Peace: Apakah Sebuah Sebuah dari Perlawanan Rakyat Terhadap Pemerintah?
Namun, film juga bukan sekadar pesta visual. Kita disuguhi adegan-adegan tragis seperti pengorbanan Shinobu, perjuangan Zenitsu melepaskan jurus baru demi membayar rasa bersalah masa lalu, dan transformasi Akaza dari monster ke manusia yang menyesal, menutup kisah hidupnya dengan pilu .
Jika visual adalah sorotan pertama, emosi adalah bayangan gelapnya. Penonton diajak menyelami kengerian dan haru, bukan hanya merayakan aksi.***
Artikel Terkait
Trump-Putin Teleponan, Perang Ukraina Tak Reda: AS Siap Jatuhkan Sanksi Baru
Babak Baru Kematian Diplomat Arya: Sorotan Publik pada CCTV Berbeda Sudut, Polda Metro Jaya Buka Suara
Viral vs Prestasi: Polemik Pemberian Bantuan ke Bocah 'Aura Farming' Sementara Atlet PON Terabaikan
Hotman Paris Harap Hakim Vonis Razman Lebih Berat dari Tuntutan Jaksa
Menemani Liburanmu: 15 Rekomendasi Tempat Wisata Hidden Gem di Bandung dan Sekitarnya!
Anies Baswedan Berikan Kritik Kebijakan Dedi Mulyadi Kirim Anak ke Barak Militer: "Barak Militer Tidak Selesaikan Akar Masalah Kenakalan"
Mengapa Bendera Bajak Laut Berkibar? Pro-Kontra Fenomena Bendera One Piece sebagai Simbol Protes di Indonesia
Pro Kontra One Peace: Layakah Didukung Sebagai Simbol Protes?
Polemik Bendera One Peace: Apakah Sebuah Sebuah dari Perlawanan Rakyat Terhadap Pemerintah?
Ditengah Suasana Perayaan Kemerdekaan HUT RI ke 80, Bendera One Peace Menjadi Perbincangan dan Polemik di Masyarakat