PROJABAR.COM - Para atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) asal Riau mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap kebijakan Gubernur Riau, Syamsuar, yang memberikan bantuan pendidikan senilai Rp 20 juta kepada Rayyan Arkan Dikha (11), seorang anak yang viral karena gerakan "aura farming" saat tampil dalam tradisi Pacu Jalur di Kuantan Singingi (Kuansing). Selain menerima bantuan finansial, Rayyan juga diangkat sebagai Duta Pariwisata Riau karena dianggap berjasa mempromosikan budaya lokal melalui video tariannya yang tersebar luas di media sosial. Namun, keputusan ini menuai protes dari para atlet Riau yang hingga kini belum menerima bonus atas prestasi mereka di PON Aceh-Sumatera Utara 2024.
Latar Belakang Kontroversi
Pacu Jalur merupakan tradisi budaya masyarakat Riau yang telah diwariskan turun-temurun. Rayyan Arkan Dikha menjadi sorotan setelah video tariannya dengan gerakan "aura farming"—sebuah tren di media sosial—menjadi viral. Gubernur Riau melihat momentum ini sebagai peluang untuk mempromosikan pariwisata daerah, sehingga memberikan apresiasi dalam bentuk bantuan pendidikan dan mengangkat Rayyan sebagai Duta Pariwisata.
Di sisi lain, atlet Riau yang berhasil meraih medali di PON 2024 merasa diabaikan. Mereka menilai pemerintah provinsi lebih cepat merespons fenomena viral dibandingkan menghargai prestasi olahraga yang membutuhkan perjuangan keras. Beberapa atlet mengaku belum menerima insentif yang dijanjikan, padahal kontribusi mereka di ajang nasional turut memajukan nama Riau di kancah olahraga Indonesia.
Reaksi Para Atlet dan Dukungan Publik
Sejumlah atlet PON Riau menyuarakan protes melalui media sosial dan wawancara dengan wartawan. Mereka mempertanyakan alasan pemerintah lebih memprioritaskan bantuan kepada seorang anak yang viral dibandingkan memenuhi hak atlet berprestasi. "Kami berlatih bertahun-tahun, berkorban waktu dan tenaga, tapi penghargaan justru diberikan kepada yang hanya karena tren sesaat," ujar salah satu atlet yang enggan disebutkan namanya.
Dukungan publik pun terbelah. Sebagian masyarakat memahami bahwa promosi budaya melalui figur viral seperti Rayyan bisa mendongkrak pariwisata. Namun, banyak juga yang berpihak pada atlet, menganggap pemerintah tidak adil dalam mendistribusikan apresiasi. "Kalau Rayyan dapat Rp 20 juta, seharusnya atlet yang dapat medali di PON juga diberi bonus yang layak," komentar seorang warganet.
Respons Pemerintah Provinsi Riau
Menanggapi kritik tersebut, perwakilan pemerintah Riau menjelaskan bahwa pemberian bantuan kepada Rayyan tidak mengurangi komitmen mereka terhadap atlet. "Ini adalah dua hal berbeda. Rayyan dihargai karena kontribusinya mempromosikan budaya, sedangkan bonus untuk atlet sedang dalam proses pencairan," kata seorang pejabat Dinas Pemuda dan Olahraga Riau.
Baca Juga: Trump-Putin Teleponan, Perang Ukraina Tak Reda: AS Siap Jatuhkan Sanksi Baru
Namun, penjelasan ini belum sepenuhnya meredakan kekecewaan atlet. Mereka menuntut transparansi dan kejelasan waktu pencairan bonus, mengingat PON 2024 telah usai beberapa bulan lalu. Beberapa atlet bahkan mengancam akan mengurangi partisipasi dalam event nasional jika pemerintah terus mengabaikan kesejahteraan mereka.
Pentingnya Keseimbangan Apresiasi
Kasus ini menyoroti perlunya kebijakan yang seimbang antara apresiasi terhadap konten viral dan penghargaan atas prestasi nyata. Pemerintah seharusnya mampu memprioritaskan keduanya tanpa mengorbankan salah satu pihak. Fenomena viral seperti Rayyan memang bisa menjadi alat promosi yang efektif, tetapi atlet yang berjuang membawa nama daerah juga layak mendapat perhatian serius.
Artikel Terkait
SAVE RAJA AMPAT: RAJA AMPAT KUATKAN POSISI SEBAGAI DESTINASI EKOWISATA KELAS DUNIA
Kritik terhadap Aktivitas Pertambangan di Raja Ampat: Kepentingan Ekonomi Mengorbankan Kelestarian Alam
Netizen Indonesia Menang Hadiah Rp800 Juta dari MrBeast, Akunnya Mendadak Hilang Gegara Iri dari Netizen Lain
Gubernur Jawa Barat Temui Anggota Geng Motor di Cirebon Berikan Opsi Penjara atau Pesantren
Dedi Mulyadi Berikan Tanggapan Unik Usai Dirinya Disebut Mulyono Jilid 2
Momen Lucu Saat Sherly Gubernur Maluku Utara di Sambut Hangat Dedi Mulyadi Saat Kunjungannya ke Jawa Barat, Netizen: Cerita Kita Sulit Dicerna
Viral! Anak Yatim-Piatu ini Kayuh Sepeda dari Brebes ke Subang Demi Bertemu Dedi Mulyadi
Pikat Korban Pakai Foto Selebgram, Sindikat Love Scamming Kuras Ratusan Juta dengan Modus Kerja Paruh Waktu
Trump-Putin Teleponan, Perang Ukraina Tak Reda: AS Siap Jatuhkan Sanksi Baru
Babak Baru Kematian Diplomat Arya: Sorotan Publik pada CCTV Berbeda Sudut, Polda Metro Jaya Buka Suara