7 Pemain Naturalisasi Malaysia Dipalsukan, Mereka Mengaku Hanya Sebagai Korban!

photo author
- Kamis, 20 November 2025 | 10:18 WIB
FAM tak tinggal diam usai FIFA tolak banding soal tujuh pemain naturalisasi Malaysia. Federasi siap lanjutkan perjuangan ke CAS. (Foto: AdaTah/AFP)
FAM tak tinggal diam usai FIFA tolak banding soal tujuh pemain naturalisasi Malaysia. Federasi siap lanjutkan perjuangan ke CAS. (Foto: AdaTah/AFP)

PROJABAR.COM - FIFA menyebut tujuh pemain naturalisasi palsu Malaysia sengaja buta dengan informasi perihal proses naturalisasi yang mereka jalani. 

Inti skandal naturalisasi ini terletak pada kriteria FIFA terhadap kelayakan pemain keturunan membela suatu negara. 

FIFA mengharuskan pemain setidaknya merupakan keturunan generasi kedua, seperti orang tua atau kakek-nenek yang lahir di negara tersebut. 

Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) pun menyerahkan bukti berupa akte kelahiran kakek-nenek ketujuh pemain naturalisasi. 

Baca Juga: Pakar Hukum Soroti Pemusnahan Arsip Pencalonan Jokowi oleh KPU Solo

Sayangnya, semua akte kelahiran tersebut telah dimanipulasi dan dipalsukan oleh Malaysia sebelum diserahkan ke FIFA. 

Penyelidikan secara menyeluruh mengungkap tindakan pemalsuan yang dilakukan secara terencana oleh FAM.

Meski begitu, ketujuh pemain naturalisasi tetap mengelak dan bersikeras bahwa mereka adalah korban dari praktik ini. 

Komite banding telah membongkar sepenuhnya bahwa pembelaan para pemain hanyalah korban adalah skema yang sudah diatur.

Baca Juga: [UPDATE] Kinerja DPR 2024-2029: Antara Harapan Checks and Balances dan Bayang-bayang Krisis Kepercayaan Publik

Selain membeberkan kesalahan FAM, komite memutuskan bahwa sikap para pemain profesional merupakan 'kebutaan yang disengaja dan kelalaian berat'.

Komite menegaskan bahwa sebagai pemain sepak bola profesional, mereka diharapkan melakukan pengawasan dasar atas dokumen dan pernyataan yang ditandatangani.

Dalam hal ini komite menyoroti bagaimana kurangnya akuntabilitas yang membuat mereka terkejut bahwa para pemain mengakui tidak membaca dokumen.

Termasuk bagian yang menyatakan bahwa mereka telah tinggal selama 10 tahun di Malaysia. 

Bahkan, para pemain gagal menjawab bagaimana mereka bisa secara sah mewakili negara yang tidak memiliki hubungan keturunan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abdurahman Adil Muhtadi

Sumber: SuperBall.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

French Open 2025: Putri KW Gugur di Babak Pertama

Rabu, 22 Oktober 2025 | 20:18 WIB
X